Bangunan merupakan wujud fisik dari pekerjaan kontruksi yang memiliki fungsi untuk mewadahi kegiatan manusia di dalamnya. Pencapaian keberhasilan sebuah bangunan, tidak hanya dapat dilihat dari berjalannya fungsi bangunan tersebut, akan tetapi juga pemenuhan akan standar kenyamanan dan keselamatan dalam bangunan. Jika dari awal elemen kenyamanan dan keselamatan bangunan menjadi salah satu hal utama dalam perencaan bangunan, maka resiko bencana dapat diminimalisir sejak dini.

Kebakaran yang melanda pasar Seketeng Kabupaten Sumbawa pada hari Rabu 23 Januari 2019 pukul 14.15 tentunya meninggalkan duka yang cukup mendalam bagi para pedagang dan pengelola pasar yang mendapatkan dampak secara langsung. Masyarakat sekitar pun tentu merasakannya, bahkan bagi masyarakat luas di Kabupaten Sumbawa. Pasar Seketeng merupakan salah satu denyut nadi pergerakan ekonomi di Kabupaten Sumbawa, khususnya di ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Sumbawa Besar dan wilayah disekitarnya.

Kondisi pasar Seketeng pascakebakaran
Sumber: Grup Whatsapp

Kebakaran Pasar Seketeng menjadi cerminan dari kualitas keselamatan dan keandalan bangunan kita. Sejauh mana bangunan kita memiliki sistem proteksi pencegahan kebakaran, serta sejauh mana kesiap-siagaan baik petugas, pelaku usaha maupun konsumen dalam menghadapi bencana kebakaran. Tidak untuk menyalahkan pihak manapun, akan tetapi kedua hal tersebut perlu diperhatikan sebagai landasan dalam menentukan langkah kedepan agar kondisi serupa tidak terjadi kembali.

Menilik kasus kebakaran pasar diberbagai kota, sebagian besar kendala yang dihadapi adalah tidak tersedianya sistem pencegahan. Kesiapan bangunan dalam pencegahan kebakaran harus didukung oleh unsur manusia, bangunan dan sistem manajemennya. Untuk mencapai kondisi ideal dalam keselamatan bangunan hendaklah memiliki sistem proteksi aktif maupun pasif dan manajamen asset untuk mendukungnya. Sistem proteksi aktif dapat di tambahkan berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan), hydrant dan sprinkler, sedangkan pemberian tanda untuk jalur evakuasi serta pemilihan material dengan ketahanan api yang tinggi untuk proteksi pasif bangunan. 

Untuk itu, sedini mungkin perlu di tanamkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana kebakaran. Menajemen pasar harus dikuatkan melalui SOP dan adanya evaluasi dari sistem yang telah diterapkankan. Kesiapsiagaan terhadap bencana kebakaran semestinya menjadi salah satu perhatian utama. Mengingat kebakaran kerap terjadi di Kabupaten Sumbawa.

Penulis: Via PD, JAP
Editor: NF